Asssalamualaykum
Kali ini saya mau sharing tentang sate usus, yaitu lauk yang biasa tersedia di tempat Wedangan atau hik. Wedangan atau hik bagi warga di area Solo dan Jogja sangat familiar.
Tempat ini adalah tempat untuk kongkow (nongkrong) malam hari. Hik ini kalo nggak salah singkatan dari Hidangan Istimewa Kampung. Makanan yang disajikan memang khas makanan kampung yang murah meriah. Contohnya seperti nasi kucing, nasi dengan porsi sedikit yang diberi lauk sejumput bandeng goreng dan sambel. Ada juga nasi dengan lauk oseng oseng tempe (orek tempe) dengan sambel. Biarpun jenis pilihan nasinya sangat terbatas tapi lauk yang disediakan cukup melimpah. Ada sate usus ini, sate telur puyuh , sate sosis, tahu goreng, tempe mendoan, sate kerang, tempe bacem dan banyak lagi. Kalo disuruh ngitung dan menyebutkan, waaaaaa.....buanyaaaakkk, sampai nggak hapal satu persatu. Sedang untuk minumannya rata rata standar, seperti teh panas, es teh, lemon tea dan wedang jahe.
Tapi di Solo beberapa tahun belakangan ngetrend warung hik dengan aneka macam nasi, tidak hanya nasi kucing. Ada nasi rica ayam atau nasi goreng juga (yang lainnya saya lupa, hihi...). Tempatnya agak luas dan terang benderang (barusan dapat chat dari adik saya kalo hik jenis ini, yang terang benderang, banyak yang pada tutup alias nggak jualan lagi), tidak seperti hik pada umumnya yang penerangannya agak remang remang karena hanya menggunakan lampu teplok (lampu minyak tanah dengan sumbu). Kalo disuruh milih, saya lebih suka hik yang memakai lampu teplok ini karena suasananya khas. Eksotis kali ya hihi....(halah, opo maneh kui...). Jika kita makan di hik, biasanya pelayan akan membakar lauk pilihan kita diatas anglo (kompor berbahan bakar arang). Oleh karena itu penyajian lauk di warung hik selalu berbentuk sate, karena memudahkan ketika membakarnya. Selain menjadi hangat, laukpun jadi punya aroma bakaran yang khas. Apalagi biasanya lauknya didominasi dengan olahan bacem alias manis. Kebayang aromanya kan kalo dibakar diatas arang, hmmmm....
Salah satu lauk yang terkadang saya comot ketika wedangan di hik adalah sate usus ini. Hari ini bikin sate usus karena kangen dengan suasana wedangan di kampung. Cara bikinnya juga mudah, usus ayam tinggal dimasak bacem. Setelah matang ditusuki di tusuk sate dan dibakar sebentar di atas api. Udah deh sate usus siap jadi lauk. Biarpun mudah tapi kebanyakan orang pada males ngolah usus ini karena baunya yang agak menyengat ketika mentah. Tapi saya mencoba merebusnya dengan mengganti airnya beberapa kali. Perebusan pertama dan kedua dibuang airnya dan perebusan ketiga saya beri jahe geprek dan daun jeruk. Alhamdulillah baunya banyak berkurang. Jika setelah direbus dua kali masih berbau, ada baiknya direbus kembali dan dibuang airnya. Setelah baunya banyak berkurang, barulah direbus bersama jahe dan daun jeruk. Setelah dibuat bacem, usus tidak meninggalkan bau sama sekali.. Konon kata orang, sebelum usus direbus, ada yang mengatakan untuk merendam usus dalam air kapur sirih bening selama beberapa jam. Tujuannya untuk menghilangkan bau. Jika dipikir, salah satu fungsi kapur adalah untuk menyerap bau (jadi ingat jadul kalo ada sumur yang airnya berbau diberi kapur untuk menghilangkan baunya). Tapi saya belum pernah praktek, jadi tidak tau kebenarannya, hehe...
Ok deh sekian dulu ya ngocehnya. Dan daripada banyak ngomong, yuk ditilik resep sate ususnya yuk....
Bahan :
500 gr usus ayam, cuci bersih
sejempol besar jahe, memarkan
3 lbr daun jeruk
1 ruas jempol lengkuas, memarkan
2 lbr daun salam
500 ml air kelapa/air biasa
75 ml kecap manis
50 gr gula merah
1/2 sdt garam
1/4 sdt merica bubuk
1 sdt gula pasir
Bumbu halus :
5 butir bawang merah
2 siung bawang putih
1/2 sdt ketumbar
3 butir kemiri
Cara membuat :
1. Rebus usus sampai mendidih airnya kemudian buang air rebusannya. Rebus kembali usus sampai mendidih, dan buang kembali airnya. Rebus kembali usus bersama dengan jahe dan daun jeruk selama 10 menit. Angkat usus dan tiriskan.
2. Panaskan sedikit minyak di atas wajan, tumis bumbu halus sampai wangi, masukkan salam dan lengkuas. Tuangi air kelapa, kecap manis, gula merah, garam, merica dan gula pasir. Biarkan mendidih.
3. Masukkan usus dan biarkan mendidih kembali. Cek rasanya. Rebus usus sampai airnya menyusut. Matikan api dan biarkan dingin.
4. Tiriskan usus dari kuahnya kemudian tusuk menggunakan tusuk sate lalu bakar di atas api. Sajikan.
Kali ini saya mau sharing tentang sate usus, yaitu lauk yang biasa tersedia di tempat Wedangan atau hik. Wedangan atau hik bagi warga di area Solo dan Jogja sangat familiar.
Tempat ini adalah tempat untuk kongkow (nongkrong) malam hari. Hik ini kalo nggak salah singkatan dari Hidangan Istimewa Kampung. Makanan yang disajikan memang khas makanan kampung yang murah meriah. Contohnya seperti nasi kucing, nasi dengan porsi sedikit yang diberi lauk sejumput bandeng goreng dan sambel. Ada juga nasi dengan lauk oseng oseng tempe (orek tempe) dengan sambel. Biarpun jenis pilihan nasinya sangat terbatas tapi lauk yang disediakan cukup melimpah. Ada sate usus ini, sate telur puyuh , sate sosis, tahu goreng, tempe mendoan, sate kerang, tempe bacem dan banyak lagi. Kalo disuruh ngitung dan menyebutkan, waaaaaa.....buanyaaaakkk, sampai nggak hapal satu persatu. Sedang untuk minumannya rata rata standar, seperti teh panas, es teh, lemon tea dan wedang jahe.
Tapi di Solo beberapa tahun belakangan ngetrend warung hik dengan aneka macam nasi, tidak hanya nasi kucing. Ada nasi rica ayam atau nasi goreng juga (yang lainnya saya lupa, hihi...). Tempatnya agak luas dan terang benderang (barusan dapat chat dari adik saya kalo hik jenis ini, yang terang benderang, banyak yang pada tutup alias nggak jualan lagi), tidak seperti hik pada umumnya yang penerangannya agak remang remang karena hanya menggunakan lampu teplok (lampu minyak tanah dengan sumbu). Kalo disuruh milih, saya lebih suka hik yang memakai lampu teplok ini karena suasananya khas. Eksotis kali ya hihi....(halah, opo maneh kui...). Jika kita makan di hik, biasanya pelayan akan membakar lauk pilihan kita diatas anglo (kompor berbahan bakar arang). Oleh karena itu penyajian lauk di warung hik selalu berbentuk sate, karena memudahkan ketika membakarnya. Selain menjadi hangat, laukpun jadi punya aroma bakaran yang khas. Apalagi biasanya lauknya didominasi dengan olahan bacem alias manis. Kebayang aromanya kan kalo dibakar diatas arang, hmmmm....
Salah satu lauk yang terkadang saya comot ketika wedangan di hik adalah sate usus ini. Hari ini bikin sate usus karena kangen dengan suasana wedangan di kampung. Cara bikinnya juga mudah, usus ayam tinggal dimasak bacem. Setelah matang ditusuki di tusuk sate dan dibakar sebentar di atas api. Udah deh sate usus siap jadi lauk. Biarpun mudah tapi kebanyakan orang pada males ngolah usus ini karena baunya yang agak menyengat ketika mentah. Tapi saya mencoba merebusnya dengan mengganti airnya beberapa kali. Perebusan pertama dan kedua dibuang airnya dan perebusan ketiga saya beri jahe geprek dan daun jeruk. Alhamdulillah baunya banyak berkurang. Jika setelah direbus dua kali masih berbau, ada baiknya direbus kembali dan dibuang airnya. Setelah baunya banyak berkurang, barulah direbus bersama jahe dan daun jeruk. Setelah dibuat bacem, usus tidak meninggalkan bau sama sekali.. Konon kata orang, sebelum usus direbus, ada yang mengatakan untuk merendam usus dalam air kapur sirih bening selama beberapa jam. Tujuannya untuk menghilangkan bau. Jika dipikir, salah satu fungsi kapur adalah untuk menyerap bau (jadi ingat jadul kalo ada sumur yang airnya berbau diberi kapur untuk menghilangkan baunya). Tapi saya belum pernah praktek, jadi tidak tau kebenarannya, hehe...
Ok deh sekian dulu ya ngocehnya. Dan daripada banyak ngomong, yuk ditilik resep sate ususnya yuk....
Bahan :
500 gr usus ayam, cuci bersih
sejempol besar jahe, memarkan
3 lbr daun jeruk
1 ruas jempol lengkuas, memarkan
2 lbr daun salam
500 ml air kelapa/air biasa
75 ml kecap manis
50 gr gula merah
1/2 sdt garam
1/4 sdt merica bubuk
1 sdt gula pasir
Bumbu halus :
5 butir bawang merah
2 siung bawang putih
1/2 sdt ketumbar
3 butir kemiri
Cara membuat :
1. Rebus usus sampai mendidih airnya kemudian buang air rebusannya. Rebus kembali usus sampai mendidih, dan buang kembali airnya. Rebus kembali usus bersama dengan jahe dan daun jeruk selama 10 menit. Angkat usus dan tiriskan.
2. Panaskan sedikit minyak di atas wajan, tumis bumbu halus sampai wangi, masukkan salam dan lengkuas. Tuangi air kelapa, kecap manis, gula merah, garam, merica dan gula pasir. Biarkan mendidih.
3. Masukkan usus dan biarkan mendidih kembali. Cek rasanya. Rebus usus sampai airnya menyusut. Matikan api dan biarkan dingin.
4. Tiriskan usus dari kuahnya kemudian tusuk menggunakan tusuk sate lalu bakar di atas api. Sajikan.
salah satu warung hik di Kota Solo yang sempat dipotret adik saya kemudian dikirim via chat |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar